Indah ditatap dan dilihat adalah dengan memandang sesuatunya karena hal yang menarik. Keindahan merupakan bentuk dari rasa percaya, memiliki sesuatu yang sangat enak di pandang mata. Meskipun indah, barang yang indah, belum tentu merupakan berasal dari tuhan yang maha esa, malah bisa karena dari sendiri yang membuatnya. Misalnya adalah membuat sebuah karya gambar semenarik dan semenakjubkan mungkin dari hasil diri sendiri, seakan indah juga karena penilaian yang lain.
Yaitu dari cara membuatnya yang unik, menghasilkan hal yang sangat menarik dari tangan sendiri, sampai dipuja dan diapresiasi oleh si orang yang melihatnya. Misal menggambar sesuatu dengan alat yang tidak wajar, dan sampai menimbulkan sisi hasil yang elok dari mereka sendiri, seakan terbuat dari alat biasanya. Walaupun dalam membuat karya memiliki adat dan keperluan yang wajar, tetapi indah didapat menjadi penilaian yang wajar ketika hal itu masih bisa terbuat dengan hasil yang biasa dilakukan tanpa berimprovisasi.
Hal pemandangan sekitar, ketika matahari terbit atau tenggelam, indah dapat menjadi suasana yang memberikan kenyamanan pada waktu itu, meski hal itu dapat orang mudah dapatkan. Tapi indah disini, ada dibalik sesuatu yang lain, yang membuat suatu keindahan bisa dibuat sendiri, dengan bantuan cuaca atau musim tertentu. Yaitu dengan bercocok tanaman alias berkebun agar menemukan sebuah keindahan yang lain.
Dalam hal berkebun, tentu yang menjadi benaknya adalah dari apa yang ada dari dalamnya. Seperti tanaman hias, yang menjadi prioritas bahasan yang sedikit diringkas disini. Tanaman hias merupakan beberapa kumpulan tanaman yang mampu dihiasi secara sendiri, atau muncul dengan sendirinya. Dalam menghiasinya, bisa menggunakan metode penanaman tertentu.
Ada yang dihasilkan dengan metode cangkok, atau hal lainnya. Dari bibit yang kecil, kemudian bisa digandakan dari bibit yang lain yang sudah besar. Akan tetapi, tanaman hias tertentu yang bisa diambil secara penggandaan jenisnya, dan hal yang dilakukan berbeda dari jenis caranya masing - masing. Meskipun menghasilkan bibit besar yang mungkin timbul tumbuh yang berbeda, tanaman tertentu saja seperti sejenis bunga sakura, bisa menghasilkan dari bibit yang mirip. Jenis pengembangan contoh lain seperti tanaman hias gelombang cinta, juga memiliki kisaran jenis hasil yang dapat muncul lebih dari satu jenisnya.
Dari dulu, jenis tanaman tersebut paling laris, tapi tanaman hias seperti itu mulai punah, seiring banyak orang yang mudah meneemukannya. Dan menjadi pasaran di eranya dulu, mungkin perlu disiasati bahwa belum ada yang bisa membuatnya seakan perolehan bibit yang sehat tanpa berdaun kekuningan. Dalam segi akibat perawatan dan cara mengembangkannya sangat sulit, dan seakan banyak orang hanya cukup menyiramnya saja, tanpa adanya perawatan lainnya. Pengaruh musim dan peletakkan posisi tanaman itu, menjadi hal yang mungkin bisa membuatnya lebih awet dan bahkan bertahan selama bertahun - tahun lamanya.
Dan membuatnya semakin mahal dan tidak terbayangkan betapa susahnya, dalam pengurusannya. Tapi dalam hal usaha menjadi hal yang berbinar riang, apalagi kecocokkan hasil dari tanaman secara ukuran dan kadar perawatannya bisa dinilai oleh masing - masing orang sendiri yang melihatnya. Tak hanya itu, tanaman jenis gelombang cinta juga kaya akan manfaat sebagai modal tabungan ekonomi pribadi yang memiliki usaha itu. Tapi seiring waktu berjalan, tanaman tersebut mulai banyak diadaptasikan jenisnya. Dan tidak terlalu menjadi euforia masyarakat bisnis botani lagi.
Karena usaha dalam bisnisnya terpaut keuntungan yang berlimpah dulu, sekarang bisnis itu sudah mulai digantikan dengan jenis tanaman baru yang unggul dipasaran, seiring ada orang yang berani modal lebih dalam pengelolaannya sampai mencair kembali sebagai keuntungan. Salah satunya adalah bisnis tanaman "Sakura" Bisa dilihat sendiri bentuk dan wajahnya, kalau tanaman itu menjadi lumayan tren dikalangan para botaners di negara khususnya di Indonesia. Survei yang didapat dari admin, menyatakan bahwa sekitar beberapa orang saja yang berani menjual bibitnya per 1 meternya, kisaran dengan harga ratusan ribu sampai jutaan rupiah per bibit kecilnya.
Walaupun bisa dikatakan bisnis online, di pasar lokalnya, terlihat masih asing dan berwajah baru kalau orang mendapat hidayah dan mukjizat dapat menemukannya langsung di tempat budidayanya di negara sendiri di Indonesia. Dari cara penanamannya, perawatannya, sampai menggandakan bibit unggulnya, menjadi hal yang pantas sesuai dengan harganya. Meski di negara Jepang sendiri, menjadi tanaman umum yang merebak dan menjadi pajangan di pinggiran jalan.
Tahap cara mengelolanya, sudah dibilang rumit, sampai harus mendinginkan bibitnya melalui proses di dalam lemari pendingin. Prosesnya membutuhkan waktu berbulan - bulan dan bertahap. Setahun kemudian harus di pindahkan apabila muncul stek daunnya, tentunya sudah pasti menjadi tanaman serba rumit selain dari tanaman gelombang cinta. Pasarannya yang mahal, mau tidak mau tanaman penghasil keindahan nomor satu ini, hanya dikembangkan oleh beberapa orang saja. Bibit yang mahal, perawatannya yang cukup lama, dan belum tentu menghasilkan buah bibit tanam yang indah dan sempurna, mungkin bisa dikatakan lebih dari sebelumnya.
Karena kesesuaian itu, bunga itu juga perlu keadaan yang sangat dingin dan musim dingin yang tiada hentinya. Maklum karena masih sangat sulit dikembangkan, perlu bertahan dan ditentukan dengan suhu dingin yang drastis, dan tumbuh ditempat yang lembab. Dari proses perawatannya, sampai orang memilih jalan alternatif mendinginkan itu yaitu adalah meletakkannya di dalam lemari pendingin, meskipun banyak orang yang dapat menemukan cara lain dari tahap prosesnya yang berbeda. Bila perlu mulai menjadi sarana bisnis lain yang lebih menguntungkan dari bisnis yang lain.
Yaitu tanaman pengganti dari bunga sakura, adalah tanaman "Tabebuya". Tabebuya (Handroanthus chrysotrichus), Tabebuya kuning atau Pohon terompet emas adalah sejenis tanaman yang berasal dari negara Brasil dan termasuk jenis pohon besar. Seringkali tanaman ini dikira sebagai tanaman Sakura oleh kebanyakan orang, karena bila berbunga bentuknya mirip seperti bunga sakura. Namun kedua tanaman ini sebenarnya tidak berkerabat. Pohon tabebuya memiliki kelebihan di antaranya daunnya tidak mudah rontok, disaat musim berbunga maka bunganya terlihat sangat indah dan lebat, akarnya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras.
Tanaman Tabebuya memiliki bunga yang berbeda-beda warna. Ada warna kuning dan berbentuk terompet, ada juga yang berwarna pink, ungu, bahkan merah tua. Banyak sekali varian tabebuya dari berbagai negara dalam genus handroanthus dan tabebuia dengan warna bunganya yang beraneka macam, tetapi varian yang sering dijumpai di Indonesia adalah yang bunganya berwarna kuning dengan panjang 3-11 cm, berbentuk terompet dan bergerombol.
Salah satu Contoh Bunga Tabebuya di Magelang, Indonesia
Sebagai sarana pengganti bunga sakura, Tabebuya lebih dominan di dalam perkembangan bunganya yang mekar pada musim tertentu. Meski sebagai pajangan di pinggir jalan, ternyata bunga tersebut, bisa menjadi modal incaran bagi para pebisnis lokal yang ingin membudidayakannya sebagai tanaman hias di pekarangan rumah sendiri. Dan tentunya sama dalam membudidayakannya dengan budidaya tanaman hias semacam sakura pada umumnya. Tinggal menentukan mulai darimana, perlu analisis, atau butuh saran dari orang lain, bahkan diri sendiri yang melakukan.
Source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tabebuya
0 komentar:
Posting Komentar